Jalur Pantura adalah jalan raya legendaris
yang menyusuri sepanjang pantai utara pulau Jawa, muali dari Anyer hingga
Panarukan. Jalan yang dibangun dengan penuh pengorbananan ini dalam
perkembangannya semakin sarat dengan permasalahan.
Beban
masalah itu selalu mengunnguliu kemampuan mengatasi yang bisa dilakukan para
pengelolaanya. Permasalahan kerusakan jalan yang terus mendera Jalur Pantura
merupakan kendala utama yang terus membayangi sebagai faktor yang cenderung
menggagalkan program Preservasi. Akibatnya, target Zerro pothole di Jalur
Pantura menjadi hal yang sangat sulit untuk dapt dicapai, meskipun secara
parsial sebenarnya banyak capaian-capain keberhasilan yang pantas dicatat dan
kondisi itupun bisa dipertahankan.
Tulisan
ini adalah perwujudan dari keinginan untuk mendedikasikan semua pengetahuan dan
hasil diskusi bersama kepada upaya yang komperhensif dan sunguh-sungguh
menjadikan kondisi yang lebih baik dari Jalur Pantura, berkinerja dengan
tingkat seperti yang diharapkan, sehingga tercapai peneyelesaian yang tuntas.
Buku
ini lebih pantas disebut sebagai daur ulang dari bahan terpisah untuk disatukan
menjadi satu buku, karena didasari keinginan
yang tulus untuk menjadikan tulisan yangdisajikan lebih bermanfaat luas
dan semoga menjadi pemicu terbitnya buku-buku yang lain yang lebih bermutu.
Itulah tulisan yang
tertera dicover belakang buku Problematika
&Solusi Preservasi Jalan Pantura Jawa Barat Karya Dr.Ir. Martinus Agus
Sugiyanto, MT yang merupakan Dosen sekaligus Kaprodi
Teknik Sipil Fakultas teknik UNSWAGATI Cirebon. Buku yang hadir karena dilatar
belakangi masalah pantura yang setiap
tahun menjelang musim mudik lebaran menjadi bulan-bulanan disetiap berita di
media, maka dari itu pria yang pekan lalu Kamis, 29 Agustus 2013 berulang tahun
ke-51 tersebut menulis buku ini
dan menerbitkan sebelum lebaran. Sampai saat ini sudah banyak yang bersimpati
terhadap buku yang mengupas tentang jalur Pantura di Jawa Barat ini dengan membiayai
penerbitan. Dan beberapa hari lalu redaksi berkesempatan
untuk bertatap muka dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada penulis.
1.Mengapa buku bapa hanya membahas Jalan Pantura yang Jawabarat, mengapa
tidak sepanjang Jalur Pantura secara menyeluruh saja yang dibahas?
“Kontur tanah jalur pantura berbeda-beda, contohnya dari Rembang ke
timur, itu berbeda dengan kondisi sepanjang jalur
Pantura yang di Jawabarat, selain itu juga dari pengalaman 20tahun lebih
menjadi kontraktor di jalur pantura Jawabarat. Selain itu buku ini merupakan satu
kesatuan dari beberapa catatan pribadi penulis dan kawan-kawan.”
2. Siapa
sasaran pembaca buku ini?
“Sasaran pembaca buku saya adalah para pemerhati
masalah jalan,Stecholder dalam hal ini
adalah Bina Marga, Para Pakar Jalan, Akademisi, dan masyarakat umum juga boleh
tau”
3. Menurut
informasi yang kami dapat buku ini tidak dikomersilkan atau bapa tidak
mengambil royalty dari buku ini, mengapa?
“untuk
sementara tidak, karena seperti sebelumnya target pembaca saya itu para stecholder,
pemerhati tapi tidak menutup kemungkinan nanti
kita sumbangkan kesetiap perguruan tinggi yang mempunyai jurusan Teknik Sipil
khususnya tentang transportasi paling engga buat wawasan. Buku yang lebih baik banyak,tapi yang berbicara berdasarkan dengan pengalaman
mungkin masih jarang. ”
4. Apakah
buku bapa bisa menjadi referensi sebagai bahan kuliah bapa,Dari desain covernya
sendiri buku ini lebih interaktif , Apa makna yang terdapat dalam cover buku
ini?
“Tentunya
buku saya bisa menjadi bahan perkuliahan untuk beberapa materi saya,karena
disitu juga memang ada beberapa bahan materinya. Desain itu lebih ke
menggambarkan situasi jalur pantura yang memang banyak permasalahan disitu dari
pasar termahal karena terdapat diatas jalan raya sampai pengerdara sepeda motor
yang membawa muatan berlebihan”
5. Terakhir,
Apa harapan bapa setelah terbitnya buku ini khusunya untuk jalur pantura
sendiri?
“Harapan saya setelah terbitnya buku ini banyak
buku-buku lain yang lebih baik terbit, Pemberitaan sesuai dengan fakta
dilapangan. Untuk jalan panturanya sendiri menjadi jalan yang humanis, aman,
mempunyai servis ability yang tinggi dan mempunyai level service quality.”
6. Jika
dibuat timeline kapan harapan bapa terhadap jalan pantura itu tercapai?
“Harapan saya 3-5 tahun tercapai karena akan
diberlakukannya BBSC Contrac”
Demikian
kutipan wawancara ekslusif kami dari Himpunan Mahasiswa Sipil UNSWAGATI dengan penulis
buku Problematika & Solusi Preservasi
jalan Pantura Jawa Barat Bapak
Dr.Ir. Martinus Agus Sugiyanto, MT.